Kamis, 27 Oktober 2016

AUTISME PADA ANAK



AUTISME PADA ANAK
Autisme (Autism Spectrum Disorder, ASD) adalah gangguan perkembangan yang kompleks, berawal di masa kanak-kanak. Gangguan ini mempengaruhi kemampuan untuk berinteraksi sosial, komunikasi dan juga mempengaruhi perilaku.
Penyembuahan yang efektif terhadap autisme sampai saat ini belum dapat ditemukan. Namun begitu, terdapat berbagai terapi dan langkah penanganan yang dapat dilakukan untuk membantu penyandang autisme ini. Dan tak kalah penting adalah memperhatikan gejala dan ciri autisme sedini mungkin.
Kategori pertama, gangguan komunikasi dan interaksi sosial. Kategori ini meliputi gangguan pada pemahaman dan kepekaan terhadap perasaan orang lain. Dan juga termasuk dalam kategori ini adalah pengusaan bahasa yang lamban. Ciri dan gejala tersebut adalah:
  • Perkembangan bicara yang lamban atau sama tidak bisa bicara;
  • Belum bisa mengungkapkan perasaan dan emosinya dengan bahasa verbal;
  • Tidak merespon ketika namanya dipanggil, meski pendengaran normal;
  • Kurang peka terhadap perasaan orang lain;
  • Cenderung menghindari kontak mata.
  • Jarang memperlihatkan ekspresi wajah tertentu saat berkomunikasi.
  • Tidak dapat memulai atau meneruskan obrolan.
  • Berbicara hanya saat meminta sesuatu.
  • Nada bicara yang datar.
  • Sering mengulang kata atau frasa tertentu, namun tidak dapat menggunakan kata atau frasa tersebut dengan tepat saat berbicara.
  • Cenderung tidak memahami petunjuk atau pertanyaan sederhana.
  • Tidak memahami interaksi sosial secara umum, misalnya sekedar menyapa.
Kategori kedua adalah perilaku, minat dan pola pikir yang terbatas dan bersifat mengulang. Termasuk dalam kategori kedua ini adalah:
  • Memiliki kelainan dalam pola gerakan, misalnya selalu berjinjit.
  • Lebih suka rutinitas yang sudah familier dan marah jika ada perubahan.
  • Selalu bergerak dan tidak bisa diam.
  • Melakukan gerakan tertentu terus menerus (repetitif) seperti mengayunkan tubuh ke depan dan belakang atau menjentikkan jari.
  • Melakukan permainan yang tetap dan tidak imajinatif.
  • Hanya menyukai makanan tertentu, seperti berdasarkan warna atau tekstur tertentu.
Anak dengan spektrum autisme memiliki perilaku minat yang terbatas dan menyukai gerakan berulang, seperti melihat roda mainan mobil-mobilan berputar selama berjam-jam lamanya. Gejala ketiga adalah respons tidak wajar terhadap pengalaman sensorik. Mereka umumnya terlalu sensitif, seperti sulit tersentuh kulitnya oleh label pakaian. Bisa juga, anak tidak sensitif sama sekali, walaupun terjatuh hingga berdarah.

Kemampuan berbahasa, berbicara, dan komunikasi anak autisme juga umumnya terganggu. Telat bicara juga menjadi salah satu indikasi anak memiliki gangguan autisme.

Indikasi sederhana yang bisa diamati, anak tidak bisa menunjuk atau mengoceh pada usia 12 bulan. Lalu, anak tidak bisa melihat ke benda yang ditunjuk orang lain dari jauh. Kemampuan bicara anak tiba-tiba menghilang, anak tidak merespons saat dipanggil, anak tidak bisa mengucapkan satu kata pun pada usia 16 bulan, hilangnya kemampuan sosial, dan anak tidak bisa bermain pura-pura. Jika ada satu saja indikasi itu pada anak, orang tua harus segera ke dokter.

Terapi tingkah laku adalah penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Terapi ini menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adaptif. Berlandaskan teori belajar, modifikasi tingkah laku dan terapi tingkah laku adalah pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang berurusan dengan pengubahan tingkah laku. Pada dasarrnya, terapi tingkah laku diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru, pengapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan.